Daftar Blog Saya

20.2.12

Resume TIK


Resume TIK
Dosen Pengampu
Dr. Robinson Situmorang


Oleh
Ajeng Tina Mulyana


Pendidikan Bahasa
Pasca Sarjana
Universitas Negeri Jakarta
2012

1.    Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan
Istilah TIK muncul di masyarakat pada abad ke-20 setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi, hingga beranjak ke awal abad 21 TIK masih terus mengalami berbagai macam perubahan dan terus diperbaharui. Adapun tonggak awal yang menjadi inspirasi terbesar adanya TIK ini adalah temuan telepon oleh Alexander Graham Bell di tahun 1875, temuan tersebut terus dikembangkan oleh para ilmuwan pada generasi berikutnya hingga tercipta jaringan komunikasi yang bersifat global. Selain itu, banyak hal baru yang tercetus dari temuan tersebut yang berupa produk-produk alat pertelekomunikasian bahkan produk yang digunakan dalam pendidikan. 
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan perangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) dalam Nurdin (2007) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana gambar berikut:

A.    Fase pertama 
Fase ini berlangsung pada akhir 1970an hingga awal 1980an merupakan fase programming, drill and practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek

B.    Fase kedua 
Fase ini berlangsung pada akhir 1980an hingga awal 1990an merupakan fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki perbedaan. Sebagian bisa belajar dengan baik apabila mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton film/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik apabila mendengarkan atau membaca.
C.    Fase ketiga 
Fase ini berlangsung pada awal 1990an adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
D.    Fase keempat 
 Fase ini berlangsung pada akhir 1990an hingga awal 2000an adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang telah dibacanya.

E.    Fase kelima 
Fase ini berlangsung pada akhir 2000 adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.
2.    TIK dalam Proses Pembelajaran
Teknologi pendidikan sering dikacaukan dengan istilah teknologi pengajaran. Teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Hal ini didasarkan pada konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana dan Rivai, 2001).
Selanjutnya Sudjana mengatakan bahwa teknologi pengajaran adalah merupakan sebuah konsep yang kompleks sehingga memerlukan definisi yang kompleks pula. Definisi-definisi yang muncul hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan sebab tidak ada satu pun definisi yang lengkap. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi balajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana dan Rivai, 2001).
Inovasi di bidang teknologi terutama teknologi informatika telah membawa paradigma baru dalam pendidikan dari berbagai aspek, antara lain perubahan dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran baru, dari teacher centered ke learner centered, sampai pada perubahan information delivery ke information exchange, sebagaimana digambarkan di bawah ini:

Tabel 1. Arah Perubahan Pendidikan Pembelajaran Tradisional    Pembelajaran Baru
     1.Teacher centered (terpusat kepada guru)
     2. Single media (satu media yg digunakan)
     3.  Isolated work (bekerja sendiri-sendiri)
     4. Information delivery (pengirim informasi)
     5. Factual knowledge based-learning (fakta pengetahuan berdasarkan
        pembelajaran).
1.      Students centered (terpusat kepada siswa)
2.      Multimedia (beragam media yg digunakan)
3.      Collaborative work (kerja sama)
4.      Information exchange (pertukaran informasi)
5.      Critical thinking and informed decision making (berpikir kritis dan membuat keputusan berdasarkan informasi) (Indrianto, 2006)
Multimedia yang dimaksud dalam konteks paradigma baru diasumsikan sebagai penggunaan banyak media (teks, grafis, gambar, foto, audio, animasi dan video) atau paling tidak bermakna lebih dari satu media, yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran secara bersama-sama guna mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.  Sementara itu program multimedia sebagai media pembelajaran yang juga merupakan program pembelajaran berbantuan komputer (CAI) bisa dikelom-pokkan dalam format penyampaian pesannya (Hardjito, 2004) sebagai berikut.
A.   Tutorial 
Program ini merupakan program yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik. Pada saat yang tepat yaitu ketika dianggap bahwa pengguna telah membaca, menginterpretasi, dan menyerap konsep itu diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon pengguna benar, kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon pengguna salah, maka pengguna harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja (remedial). Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan. 

B.    Drill and practice 
Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. Program menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditam-pilkan secara acak sehingga setiap kali digunakan maka soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda. Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar lengkap dengan penjelasannya sehingga diharapan pengguna akan bisa pula memahami suatu konsep tertentu. Pada bagian akhir, pengguna bisa melihat skor akhir yang dia capai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-soal yang diajukan. 

C.    Simulasi 
Program multimedia dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang di mana pengguna seolah-olah melakukan aktivitas menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau pengendaiian pembangkit listrik tenaga nukiïr dan lain-lain. Pada dasmya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko, seperti pesawat akan jatuh atau menabrak, perusahaan akan bangkrut, atau terjadi malapetaka nuklir. 

D.    Percobaan atau eksperimen 
Format ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut. 

E.    Permainan 
Tentu saja bentuk permainan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran, dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang mempelajari suatu konsep. 
Perkembangan tersebut juga telah menghasilkan produk-produk TIK yang lebih canggih yang kalau dimanfaatkan seoptimal mungkin, ia dapat membawa nuansa dan perspektif baru dalam dunia pendidikan yang pada gilirannya akan dapat mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan.
Banyak yang telah mengklaim bahwa perangkat komputer multimedia berikut piranti lunaknya sebagai salah satu produk TIK menjanjikan kegiatan yang cukup interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik karena alat tersebut tidak hanya mampu menampilkan teks, tapi juga gambar, suara, grafik, animasi, dan rekaman video. Ada beberapa perangkat lunak/ fasilitas TIK yang digunakan sebagai media pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

1)    CD-ROM
CD ROM adalah disket optik berdiameter 4.75 inchi yang digunakan sebagai media untuk menyimpan informasi dalam jumlah yang cukup besar        (+ 600 MB), yang dapat diakses dan dibaca di monitor, atau dicetak melalui printer.

2)    Internet
Internet adalah jaringan internasional yang mengkoneksikan ribuan bahkan jutaan komputer dengan muatan isi yang beragam, seperti pendidikan, pemerin-tahan, bisnis, budaya, dan teknologi. Jaringan internet ini memungkinkan individu berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lainnya melalui komputer dari berbagai belahan dunia dengan biaya yang cukup terjangkau.

3)    Sistem Manajemen Pembelajaran
Sistem manajemen pembelajaran yang dikenal dengan istilah Learning Management System (LMS) merupakan perangkat lunak dalam bentuk portal pembelajaran. Pada umumnya LMS menyediakan ruang bagi guru untuk menyimpan materi (upload) berikut tugas yang diberikan kepada siswa. Di lain pihak, LMS ini juga menyediakan ruang kepada siswa untuk mengerjakan atau menyetor tugas. 

4)    Authoring Program/Template Pengembangan Bahan Ajar
Authoring Program adalah template yang digunakan untuk mengembangkan bahan ajar. Program ini dapat dalam bentuk freeware (perangkat gratis) atau paket yang harus dibeli. Keuntungannya adalah guru dapat mengembangkan materinya sendiri sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. 

5)    TV Edukasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi membawa pergeseran sistem pembelajaran menjadi berorientasi pada siswa. Dalam kondisi seperti ini, siswa harus lebih aktif mencari informasi dari berbagai sumber, sehingga pengetahuan siswa menjadi lebih luas dan beragam. Untuk itu, Departemen Pendidikan Nasional telah menyediakan salah satu sumber belajar dalam bentuk siaran televisi pendidikan, yang diberi nama Televisi Edukasi berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, Televisi Edukasi adalah medium yang sangat bagus untuk membagi informasi dan bahan pendidikan kepada masyarakat secara luas.

3.   
Pemanfaatan TIK Melalui Pembelajaran Jarak Jauh
TIK sejak awal kemunculannya menghiasi dunia pendidikan dengan memberi berbagai fasilitas kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi di kelas serta membuat proses belajar lebih menarik minat siswa sehingga dengan mudah mereka menyerap informasi yang disampaikan oleh guru tersebut, tak hentinya TIK terus mengalami perubahan menuju produk yang lebih inovatif, efektif, dan efisien.
Pada tahap pertama TIK hadir dalam dunia pendidikan yaitu dengan wujud media audio-visual seperti radio dan televisi, yang kemudian bermetamorfosa dengan lahirnya komputer yang masih bersifat offline pada saat itu. Setelah komputer dikenal oleh masyarakat luas media pembelajaran yang berbasis TIK ini mulai berkembang menuju tahap kedua yaitu pembelajaran secara online, dimana siswa dapat mengakses segala informasi dengan mengunjungi situs-situs yang banyak tersedia didalam internet.
Kemudian teknologi tidak berhenti sampai disitu saja, kemajuan TIK terus dikembangkan dengan memasuki tahap ketiga yaitu e-learning, dimana sekolah pun ikut andil didalam merancang program sendiri yang akan disampaikan kepada siswa dengan basis internet seperti materi ajar, tugas, latihan, dll dapat diakses oleh siswa dalam situs yang telah disediakan oleh sekolah. Tak lama kemudian TIK dieksplorasi kembali menuju tahap keempat yaitu berupa pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) yang hingga kini masih terus dikembangkan oleh beberapa sekolah yang memiliki akses tersebut, dengan adanya pembelajaran jarak jauh ini siswa dan guru tidak perlu lagi datang ke sekolah untuk melakukan pembelajaran di kelas, melainkan pembelajaran bisa dilakukan dengan dimana saja mereka berada. Pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan secara face to face dengan menggunakan media komputer dan internet melaluivideoteleconference, walaupun jarak yang berjauhan mereka masih bisa melakukan pembelajaran secara tatap muka.
Pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) mengacu pada instruksional dimana guru dan siswanya terpisah secara geografis. Sistem pendidikan jarak jauh adalah suatu keseluruhan proses pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan dalam bentuk pengajaran modular dalam satuan waktu tertentu dengan bimbingan dan pembinaan oleh tenaga profesional yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kemampuan ketenagaan dalam bidang tertentu (Hamalik, 1994:48). Definisi lain menyebutkan bahwa sistem pendidikan jarak jauh adalah suatu usaha pendidikan yang bertujuan memperluas kesempatan memperoleh pendidikan di luar kelas atau kampus dengan memberi kemungkinan bagi para siswa untuk belajar tanpa harus meninggalkan tempat tinggal dan tugas pekerjaannya (Miarso, 1990:88).
Metode pembelajaran jarak jauh ini sudah berlangsung penerapannya selama dua abad yang lalu, dimulai dengan penggunaan pembelajaran pelayanan pos (korespondensi). Sebagai teknologi baru seperti radio, televisi, kabel, dan penyiaran satelit mulai menjadi model transmisi untuk pembelajaran jarak jauh. Sekarang, banyak sekali model pembelajaran jarak jauh menggunakan internet, membuat pelajaran lebih tersedia secara virtual pada lokasi yang tersambung internet (Driscoll, 2003).
Pendidikan Jarak Jauh secara tersurat sudah termaktub di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang "Sistem Pendidikan Nasional". Rumusan tentang Pendidikan Jarak Jauh terlihat pada BAB VI Jalur, jenjang dan Jenis Pendidikan pada Bagian Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh pada Pasal 31 berbunyi : (1) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; (2) Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tata muka atau regular; (3) Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta system penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standard nasional pendidikan; (4) Ketentuan mengenai penyelenggarakan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. 
Pendidikan jarak jauh pada kondisi awal sudah dijalankan pemerintah melalui berbagai upaya, baik melalui Belajar Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Universitas Terbuka, mapun Pendidikan Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Departemen Pendidikan Nasional, melalui program pembelajaran multimedia, dengan program SLTP dan SMU Terbuka, Pendidikan dan Latihan Siaran Radio Pendidkan.
Berkenaan dengan itu, yang pasti sasaran dari program pendidikan jarak jauh tidak lain adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak bangsa yang belum tersentuh mengecap pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, bahkan tidak terkecuali anak didik yang sempat putus sekolah, baik untuk pendidikan dasar, menengah. Demikian pula bagi para guru yang memiliki sertifikasi lulusan SPG/SGO/KPG yang karena kondisi tempat bertugas di daerah terpencil, pedalaman, di pergunungan, dan banyak pula yang dipisahkan antar pulau, maka peluang untuk mendapatkan pendidikan melalui program pendidikan jarak jauh terbuka lebar.
Pendidikan jarak jauh sendiri adalah sekumpulan metoda pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.  Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. Dalam pelaksanaanya tidak hanya hal-hal yang berhubungan dengan kuliah secara langsung saja yang dikirimkan ke peserta tapi juga berbagai masalah administrasi dan manajemennya.
Pembelajaran jarak jauh ini bukanlah suatu model pembelajaran yang sangat mudah diterapkan oleh semua sekolah. Ada beberapa unsur-unsur penting yang harus diperhatikan didalam membuat model pembelajaran tersebut, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :
1). Pusat kegiatan siswa à Sebagai suatu komunitas belajar, pembelajaran jarak jauh harus mampu menyediakan web khusus untuk dijadikan sebagai tempat kegiatan mahasiswa dimana mahasiswa dapat mengasah kemampuannya, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
2).  Interaksi dalam group à Disini para murid dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang telah diberikan oleh dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
3). Personal administratif supporting system à Dengan adanya personal administratif supporting system para siswa dapat me-reviewmembership-nya dalam suatu course, menyediakan informasi siswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya
4).  General information à Menyediakan informasi umum untuk peserta atau pengunjung web pada umumnya. Serta menyediakan beberapa fasilitas untuk umum tanpa proses registrasi peserta terlebih dahulu.
5).  Pendalaman dan ujian à Biasanya dosen atau guru sering mengadakan kuis-kuis singkat dan tugas-tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh suatu web based distance learning.
6). Digital library à Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku  tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk sebagai suatu database.
7). Materi online diluar materi kuliah à Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan-bahan bacaan dari web-web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan-bahan online lainnya untuk di publikasikan kepada peserta lainnya.
8). Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tak terkecuali pada pembelajaran jarak jauh ini yang tak luput dari nilai positif dan negatif, diantaranya adalah sebagai berikut:

a.    Kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
Pertama; memungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru Tanah Air dengan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas. Guru dan murid tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas, karena yang digunakan adalah fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet. Dengan cara belajar seperti ini dapat mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung, transportasi, pemondokan, kertas, alat tulis dan sebagainya.
 Kedua; pembelajaran tidak terbatas oleh waktu. Para peserta dapat menentukan kapan saja waktu untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing.
Ketiga; para peserta dapat memilih topik atau bahan ajar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
 Keempat; rentang waktu belajar juga bergantung pada kemampuan masing-masing peserta. Kalau peserta telah mencapai tujuan pembelajaran, dia dapat menghentikannya. Sebaliknya, apabila peserta masih memerlukan waktu untuk mengulangi kembali subjek pembelajarannya, maka dia bisa langsung mengulanginya tanpa tergantung pada peserta lain atau pengajarnya.
Kelima; keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. Mengingat, materi pembelajaran disimpan dalam komputer, berarti materi itu mudah diperbarui sesuai dengan perkembangan iptek. Para peserta dapat menanyakan hal-hal yang kurang dipahami secara langsung kepada pengajarnya, sehingga keakuratan jawaban dapat terjamin.
Keenam; cara pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini dapat dilaksanakan secara interaktif, sehingga menarik perhatian para peserta ajar.

b.    Kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
Pertama; banyaknya gangguan belajar. Karena sifat cara pendidikan jarak jauh ini merupakan belajar mandiri, sehingga kemungkinan banyak terjadinya gangguan selama belajar. Hal ini tergantung pada motivasi masing-masing peserta. Demikian pula dengan kemungkinan terhentinya program pembelajaran. 
Kedua; kesulitan mendapat penjelasan pengajar/fasilitator yang sesegera mungkin apabila si peserta mendapatkan kesulitan. Si peserta harus menunggu pengajar untukonline dalam internet. 
 Ketiga; kesalahan dalam pemahaman terhadap bahan ajar. Bisa saja terjadi kesalahan visi dan persepsi terhadap tujuan yang ditentukan. Si peserta merasa bahwa dia telah mencapai tujuan pembelajaran; sedangkan pengajar/fasilitator masih menganggap dia belum mencapai sepenuhnya secara maksimal.
Keempat; jangkauan wilayah yang mampu menggunakan fasilitas internet belum luas dan merata di setiap daerah.
Kelima; jumlah perusahaan internet service provider juga dirasakan masih kurang, sehingga saat ini masih banyak perusahaan internet service provider yang bandwidth-nya sudah penuh sesak. Hal ini akan menghambat terjadinya proses pembelajaran jarak jauhonline
Keenam; mengubah paradigma pendidikan konvensional tatap muka dalam kelas menjadi belajar mandiri dalam menghadapi komputer tidaklah mudah. Hal ini memerlukan proses pengedukasian masyarakat secara terus-menerus

Tidak ada komentar: